KEKRISTENAN
DI VIETNAM
I.
Pendahuluan
Vietnam merupakan
sebuah negara resmi yang berbentuk republik dan merupakan sebuah Negara yang
masuk ke dalam lingkup indo-Cina. Di Negara Vietnam ada beberapa kepercayaan
yang dianut oleh penduduk pribumi, salah satu dari kepercayaan itu adalah
Kristen, baik itu Khatolik maupun Protestan. Pada pemaparan kali ini kita akan
mencoba melihat bagaimana kekristenan itu masuk dan bertumbuh di Negara
Vietnam, apa hasil faktor-faktopr yang menghambat dan mendukungnya. Semoga tulisan ini berguna bagi kita semua.
II. Pembahasan
2.1.
Gambaran Umum situasi sosial, politik, Budaya,
Agama sebelum kekristenan
2.1.1.
Letak
Geografis
Luas Negara Vietnam
kurang lebih 331.668 km2. Bagian Vietnam yang berbatasan dengan
batas-batas internasional seluas 4.693 km2. Vietnam memiliki iklim
hujan tropis dengan kelembaban rata-rata 48% sepanjang tahun.[1]
Karena perbedaan pada garis lintang dan keanekaragaman topografi maka Vietnam
mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan kemarau, musim kemarau berlangsung
dari November-April sedangkan musim hujan berlagsung dari bulan April-Oktober.
Suhu disebelah Selatan lebih sedang sepanjang tahun dengan rata-rata 280C,
sedangkan suhu rata-rata di Utara 300C. Wilayah ini kemungkinan
mengalami suhu naik di atas 380c di musim hujan.[2]
2.1.2.
Kehidupan
masyarakat tradisional penduduk
Bangsa Vietnam adalah
bangsa yang suka bekerja keras dan panjang akal, di mana lebih dari 85%
penduduk negeri itu jumlahnya kedua terbesar di Asia Tenggara minoritas tunggal
terbesar bangsa itu adalah kelompok Cina, yang merupakan 4% penduduk Vietnam
dan mayoritas tinggal di kota perdagangan Cholon. Namun tepat seperti
pemerintahan Prancis yang melenyapkan gaya hidup tradisional bangsa Vietnam, maka
perang berkesinambungan berlangsung selama 30 tahun (1946-1975) mempunyai
akibat yang membinasakan dengan mengalami zona ekonomi yang baru. Namun
beberapa perkembangan pada tahun 1980-an menunjukkan bahwa pemerintah bersedia
mengendorkan kendali atas ekonomi pedesaan di mana petani diizinkan menjual
kelebuhan padi, buah, dan sayuran secara pribadi dan tanah yang mereka kerjakan
yaitu di kebun mereka tinggal sendiri.[3]
2.1.3.
Kebudayaan
penduduk
Kebudayaan yang
berkembang di Vietnam dipengaruhi oleh Negara-negara tetangga yaitu India dan
Cina. Banyak aspek cara hidup bangsa Vietnam tidak berubah sepanjang tahun ke
tahun yaitu perselisihan dan pemulihan. Menu utama makanan mereka adalah nasi
dan ikan. Rumah bamboo dan lumpur adalah tempat mereka untuk bermukim di
pedusunan sambil memanfaatkan pendayungan tenaga kerbau. Pakaian gaya barat
yang lebih santai Nampak di sebelah Selatan. Masyarakat Vietnam juga kaya akan
bahasa yang terdiri dari kata-kata silabel tunggal yang tidak biasa, Vietnam
memiliki 200 bahasa, misalnya bahasa Inggris, Perancis, Cina dan lain-lain.
Kebudayaan Vietnam tetap kuat berpegang teguh pada Konfusianisme yang
menekankan pada tugas-tugas yang bercorak kepada kekeluargaaan. Pendidikan
sangat dihargai dan mereka menolak serta menghindari kebudayaan asing seperti
kebudayaan bangsa komunis.[4]
2.1.4.
System
kepercayaan penduduk
Agama yang dipeluk
secara luas adalah Buddha Mahayana, yang memasuki negeri itu melalui Cina dan
merupakan tandingan Buddha Hinayana di Campuchea, Laos, Muangthai, dan Myanmar.[5] Juga
didapati Kongfucuisme, Taoisme, dan sekte pribumi yang menggabungkan berbagai
unsur agama yang lebih besar. Banyak penduduk negeri itu, terutama minorits
dataran tinggi memeluk animisme (penyembah roh).[6]
2.1.5.
Sistem
pemerintahan
Pemerintahan Vietnam merupakan
pemerintahan republic sosialis yang mengikuti pemerintahan Uni Soviet. Perdana
menteri adalah kepala pemerintahan sekaligus mengepalai cabinet yang terdiri
atas tiga deputi perdana menteri dan kepala 26 menteri-menteri dan
perwira-perwira. Sedangkan perang ketua dewan Negara dalam teorinya serupa
dengan lambang kepresidenan di negeri yang mempunyai perdana menteri dan
presiden misalnya India dan Italia.[7]
2.2.
Awal masuk penginjilan dan kekristenan di
Vietnam
2.2.1.
Misi
Katolik
Yang pertama-tama
menyiarkan Injil di Vietnam adalah Misionaris-misionaris Roma Katolik, walaupun
ada orang-orang Portugis yang datang dari Malaka, namun orang-orang Spanyollah
yang pertama mengirimkan misionaris-misionaris ketempat ini. Masa permulaannya
adalah sulit, dan para misionaris seringkali dihambat, diusir dan juga dibunuh.
Namun pada tahun 1596 dan sekali lagi pada pada 1603 Raja Kamboja meminta
bantuan orang-orang Spanyol dalam peperangannya melawan Muangthai dan ini
mengakibatkan beberapa orang dapat di Kristenkan.[8]
Misionaris yang datang
ke Vietnam adalah seorang katolik dari ordo Fransiskan yang dikirim dari
Filipina pada tahun 1580 dan diikuti oleh ordoYesuit tahun 1615. Dua orang
Yesuit yang bernama Fransesco Busomi dan Alexandre de Rhodes.[9] Mereka
banyak melakukan penginjilan dan Alexandre de Rhodes adalah seorang penginjil
yang luar biasa dimana dalam waktu tiga tahun ia membaptis enam ribu tujuh
ratus orang termasuk anggota-anggota
rumah tangga raja dan penyembah berhala. Namun hal itu malah membangkitkan
kecurigaan penguasa-penguasa sekuler hingga para missionaries yang mengajar dan
membuat orang bertobat harus mengadakan pekerjaan mereka secara
sembunyi-sembunyi. Dan pada tahun 1645, Rhodes akhirnya dilarang kembali ke
Vietnam dengan ancaman hukum mati.[10]
2.2.2.
Zending
Protestan
Dalam hal ini, zending
Protestan belumlah lama hadir di Vietnam, ini disebabkan politik dari Perancis.
Dimana dalam perjanjian yang diadakan Perancis dengan raja-raja Annam, Kamboja
dan Laos ditetapkan bahwa misi Roma Khatolik bebas masuk kemana-mana, tetapi
utusan Injil lainnya tidak. Pemerintah anti kaum agama dari Perancis yang
kemudian juga tidak mau memberi ijin masuk kepada utusan-utusan Injil
Protestan. Kemudian dari pada Chirtian and Missionary Alliance yang merupakan
zending Amerika berhasil memasuki Vietnam pada tahun 1991.[11]
Dekade pertama dari CMA
(1911-1921) dapat disebut periode menyelidiki. Para utusan Injil pertama
mengadakan percobaan dengan sejumlah pendekatan. Mereka menderita kemunduran
mula-mula ketika penguasa-penguasa colonial Perancis dengan keras melarang
kegiatan-kegiatan mereka selama Perang Dunia I. Karena itu pada akhir decade
pertama, para utusan Injil itu mengoperasikan sebuah kantor percetakan yang
produktif di Hanoi dan telah membuka sekolah Alkitab di Tourane. Merasa ada
kesempatan yang besar, CAMA mengutus 22 penginjil ke lading baru mereka. Tiga
pusat utama di Vietnam- Hanoi, Tourane dan Saigon dan telah diduduki oleh para
utusan Injil yang telah membaptis sejumlah orang percaya di setiap tempat.
Periode besar kedua
dari misi CMA (1922-1940) disebut sebagai tahun luar biasa. Dimana di dalam
tahun ini hampir dua puluh ribu orang Vietnam dibaptis. Pada tahun 1928,
jemaat-jemaat Vietnam diatur dalam satu badan gereja, sekarang disebut
Evangelical Church of Vietnam (ECVN). Sampai tahun 1940 ada 123 gereja, yang
mana 86 diantaranya bisa mencukupi diri sendiri. Tahun 1941, dimana mulainya
serangkaian perang yang berlangsung terus hampir tidak pernah berhenti selama
tiga decade. Ketiga perang ini telah mempengaruhi pekerjaan penyebaran Injil di
Vietnam. Gereja Vietnam yang masih muda bangkit menghadapi tantangan yang
muncul sampai pada tahun 1945 gereja menjadi lebih besar dan lebih kuat.[12]
2.3.
Karya Zending
2.3.1.
Bidang
Penginjilan
Banyak para penginjil
utusan CMA bekerja keras terkususnya pakar-pakar bahasa telah menyelesaikan
Perjanjian Baru ke dalam bahasa suku. Sehingga gereja-gereja suku juga telah
membentuk sebuah misi, untuk membawa Injil kepada suku-suku serumpun yang belum
terjangkau.[13]
2.3.2.
Bidang
Pendidikan
Dalam bidang pendidikan,
para utusan Injil CMA mengoperasikan sebuah kantor percetakan di Hanoi dan
membuka sebuah sekolah Alkitab di Tourane. Selain itu juga para misionaris
megajarkan cara perawatan anak kecil, latihan kejuruan, dan pengembangan
masyarakat.[14]
2.3.3.
Bidang
Ekonomi
Terbentuknya kerjasama
dengan agen-agen Protestan asing dalam memenuhi barbagai keperluan utama
manusia yang diakibatkan oleh perang. Pertolongan mereka disambut gembira
karena misi-misi penginjilan yang ada tidak memiliki cukup sumber dan walaupun
mereka juga menyumbang untuk pertolongan darurat.
2.3.4.
Bidang
Kesehatan
Para utusan Injil tidak
hanya menginjili, melainkan melayani
keperluan manusia dengan cara yang patut dikagumi. Mereka melakukan perawatan
terhadap bayi-bayi yang terlantar, pemberian makanan kepada para pengungsi dan penyediaan obat-obatan dan peralatan
protese untuk orang yang sakit dan terluka.[15]
2.4.
Dampak
Karya Zending
Melalui penyelesaian
terjemahan Perjanjian Baru oleh Wycliffe Bible Translators, telah menghasilkan materi-materi
pemberantasan buta huruf dan terjemahan Alkitab ke dalam dua puluh bahasa. Hal
ini memudahkan para misionaris dalam mengabarkan Injil. Salah satu hasil yang
paling nyata adalah kebangunan rohani diantara anggota-anggota suku dengan
adanya pengakuan dosa tentang ketergantungan kepada jimat-jimat. Sehingga
memicu pertobatan dari banyak anggota-anggota suku yang terus berlanjut. Selain
itu juga, di masa perang, para misionaris menyumbangkan dana atas orang-orang
Kristen sepuluh Negara yang berbeda melalui organisai-organisasi, tetapi bagian
terbesar bantuan keuangan datang dari Amerika. Sumbangan-sumbangan dalam bidang
social dari organisasi-organisasi ini memberi pengaruh terhadap agama Kristen.
Misalnya keterlibatan Protestan yang berskala besar dalam kesejahteraan sosial
juga membuat minoritas Protestan mendapat pengakuan baru dan rasa hormat.[16]
2.5.
Faktor penghambat dan pendorong kekristenan
2.5.1.
Faktor
Penghambat Kekristenan
1.
Pemerintah Vietnam melihat kekristenan
sebagai penghuni langsung dengan imperialisme, kapitalisme dan pemikiran Barat.
2.
Kebutuhan tenaga awam yang terdidik dan
pemimpin yang kompoten sangat besar, tetapi pelatihan para gembala nyaris
mustahil sejak pemerintah menutup sebagian besar seminari teologia di Selatan
pada tahun 1975.
3.
Kebutuhan dan kendala di Vietnam adalah
kondisi kehidupan yang miskin. Banyak gedung gereja yang sangat membutuhkan
perbaikan, tetapi kekurangan suplai.
4.
Selama perang Vietnam, misi mengalami
kemunduran, dan banyak misionaris yang ditangkap dan dibunuh oleh Viet Kong,
dan banyak pula orang Kristen yang dianiaya secara brutal.[17]
2.5.2.
Faktor
pendorong Kekristenan
Adanya
dukungan dana yang diberikan sebagian besar dari orang-orang Kristen di Amerika
pada masa perang di Vietnam.
2.6.
Refleksi
Teologis
Dari pemaparan diatas
dapat kita lihat bahwa perjuangan para misionaris untuk menyebarkan injil
sangat begitu luar biasa sulitnya. Mereka sering kali dihambat, diusir, dan
bahkan dibunuh. Terutama Zending dari Protestan yang sangat sulit dalam
menyebarkan injil dibandingkan Misi Katolik karena disebabkan politik dari
Perancis, dimana dalam perjanjian yang diadakan Perancis dengan raja-raja
Annam, Kamboja dan Laos ditetapkan bahwa misi Roma Khatolik bebas masuk
kemana-mana, tetapi utusan Injil lainnya tidak. Ditambah lagi pemerintah anti
kaum agama dari Perancis yang kemudian juga tidak mau memberi ijin masuk kepada
utusan-utusan Injil Protestan. Tapi kemudian dari pada Chirtian and Missionary
Alliance yang merupakan zending Amerika berhasil memasuki Vietnam pada tahun
1991 dan mulai dari situlah zending Protestan mulai melakukan misinya.
Bagaimana dengan kita,
apakah kita bisa seperti para misionaris diatas? Dari pemaparan tersebut kita
bisa mencontoh mereka dan mengikuti perjungan mereka dalam menyebarkan injil
dimana pun kita berada meskipun itu dengan tantangan yang sulit sekali pun kita
harus yakin bahwa ada penyertaan Tuhan yang selalu menyertai kita kemana pun
kita pergi, karena itu adalah tugas panggilan kita dalam memberitakan injil
Kerajaan Allah ditengah-tengah dunia ini sehingga semakin banyaklah orang yang
percaya dan mengukut Tuhan.
III.
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa
kekristenan yang pertama kali masuk ke Vietnam adalah dari Misi katolik Roma
kemudian disusul Zending Protestan. Kemudian dalam menyebarkan injil para
misionaris sangat sulit dalam melaksanakan tugas mereka, karena banyak hal yang
harus dihadapi mereka seperti faktor penghambat yang sudah dipaparkan diatas,
begitu juga faktor pendukungnya.
IV.
Daftar
Pustaka
Butwell,
Richard, Negara dan Bangsa, Jakarta:
PT. Ikrar Mandiri Abadi, 2002
Barrett,
David B. World Christian Ensiklopedia,
New York: Oxford University Press, 1982
Hoke,
Donald. E. Sejarah Gereja Asia Volume 1,
Malang: Gandum Mas, 2000
Wolterbeek, J. D. Geredja-geredja di Negeri Tetangga Indonesia, Djakarta: BPK-GM,
1959
http://id.
Wikipedia.org/wiki/berkas, diakses: 25 April 2012
chrisnov mulyanta tarigan sibero
GBKP Kuta Galuh - Klasis Sinabun
chrisnov mulyanta tarigan sibero
GBKP Kuta Galuh - Klasis Sinabun
[2] Richard Butwell, Negara dan Bangsa, Jakarta: PT. Ikrar
Mandiri Abadi, 2002, hlm. 198
[3] Ibid, hlm.199
[4] Ibid, hlm. 199-200
[5] J. D. wolterbeek, Geredja-geredja di Negeri Tetangga
Indonesia, Djakarta: BPK-GM, 1959, hlm. 93-94
[6] Richards Butwell, Op. Cit, hlm. 199
[7] Ibid., hlm. 203-204
[8] J. D. Wolterbeek, Op.Cit., hlm. 94
[9] David B. Barrett, World Christian Ensiklopedia, New York:
Oxford University Press, 1982, hlm. 744
[10] Donald. E. Hoke, Sejarah Gereja Asia Volume 1, Malang:
Gandum Mas, 2000, hlm. 307-308
[11] J. D. Wolterbeek, Op. Cit, hlm. 98
[12] Donald. E. Hoke, Op. Cit, hlm.308-309
[14] David B. Barrett, Op. Cit, hlm 745
[15] Donald. E. Hoke, Op. Cit, hlm. 289
[16] Ibid., hlm 290
[17] Paulus Daun, Sejarah Gereja Asia, Manado: Yayasan
Daun Family, 2009, 113
Kekristenan di vietnam tumbuh karena pendidikan sekolah kristen
BalasHapus