MAKNA
KERAJAAN ALLAH MENURUT INJIL LUKAS
DAN
REFLEKSINYA
BAGI KEHIDUPAN
Oleh : Chrisnov M.
Tarigan
I.
Pembahasan
1.1.Sekilas
Mengenai Injil Lukas
Injil
Lukas ditulis oleh Lukas sendiri yang merupakan seorang tabib dan sahabat Rasul
Paulus sendiri. Meskipun kitab ini tidak pernah mengatakan bahwa Lukas adalah
penulisnya, para pemimpin Kristen pada abad ke-2 mengatakan bahwa Lukas yang
menulisnya. Kisah ini mengambil tempat terutama didaerah yang sekarang bernama
Israel, dengan beberapa adegan dari sebelah timur sungai Yordan, yang sekarang
adalah Yordania Utara. Banyak pelayanan Yesus mengambil tempat di daerah
kampong halamanNya di Galilea, di Israel Utara. Minggu terakhir dalam
kehidupanNya mengambil tempat di daerah Yerusalem, daerah Yudea.[1]
Hal-hal yang penting dalam Injil Lukas adalah:[2]
a. Lukas
menceritakan riwayat Yesus sebagai sejarah.
Maksud Lukas bukan untuk mengatakan bahwa kehidupan Yesus adalah semata-mata
sebagai dari sejarah gereja, tapi adalah masa utama dalam tindakan rahmani
Allah terhadap manusia.
b. Gagasan
pokok yang mau disampaikan adalah keselamatan. Dua ungkapan yang banyak dipakai
dalam Injil Lukas adalah “memberitakan Injil” dan “keselamatan”. Dalam Injil
Lukas menunjukkan bahwa orang-orang yang menerima keselamatan itu adalah
bergabung dalam Kerajaan Allah.
c. Keselamatan
adalah untuk yang hilang, maka keselamatan itu adalah untuk semua orang, karena
semua orang adalah hilang. Jelas dalam Injil Lukas secara khusus memperlihatkan
bagaimana Yesus membawa keselamatan kepada orang-orang yang rendah di Yudea,
yaitu orang-orang miskin, kaum perempuan, anak-anak, dan orang yang paling
berdosa.
d. Injil
Lukas juga memperlihatkan bahwa penderitaan dan kematian merupakan jalan yang
ditentukan Allah, yang wajib dijalani Yesus sebelum masuk ke dalam kemulianNya
di sorga, tapi hanya dalam Luk.22:19-20 memanglah ia berbicara dengan jelas
tentang sifat pengorbanan kematian Yesus.
e. Injil
Lukas juga menekankan ‘luasnya kemurahan hati Allah’, dan serentak juga dengan
keras tuntutan-tuntutan Yesus. Kasih karunia Allah bukanlah ‘kasih karunia
murah’, orang berdosa harus bersedia bertobat dan membuang dosanya.
1.2. Makna Kerajaan Allah Menurutu Injil Lukas
(Presentis)
Beberapa
prikop dalam Injil Lukas (Luk. 4:43; 8:1; 9:11) menunjukkan bahwa pokok
mengenai Kerajaan Allah terlihat dalam pemberitaan Yesus. Istilah Basileia tou Theou (Kerajaan Allah)
terutama dipakai dalam Injil ini untuk menunjuk kepada campur tangan Allah
dalam sejarah manusia untuk mendirikan kerajaanNya. Jadi ungkapan Kerajaan
Allah dalam Injil Lukas lebih menekankan aksi atau tindakan Allah dari pada
pemberitaan tentang Kerajaan Allah itu sendiri. Dalam perkataan lain, tekanan
yang sangat kuat tentang Kerajaan Allah itu terletak pada diri Yesus sebagai
wakil Allah yang melaluiNya pemerintahan Allah itu terwujudkan.[3]
Terhadap
pemberitaan Kerajaan Allah oleh Yesus, C.H. Dodd berpendapat bahwa Kerajaan
Allah adalah suatu eskatologi yang secara penuh telah terwujud pada masa kini.[4]
Menurut Conzelmann berpendapat bahwa waktu pemenuhan itu merupakan suatu
periode yang berlangsung sebelum kedatangan Kerajaan Allah, suatu periode penuh
pengharapan tetapi belum waktunya Kerajaan Allah itu. Sedangkan menurut
Marshall bahwa kerajaan itu telah datang selama pelayanan Yesus, namun
pemenuhannya masih di depan. Karena itu, Yesus sendiri berbicara baik masa kini
maupun masa depan kerajaan itu.[5]
Dalam
Injil Lukas ada beberapa teks yang berbicara tentang kehadiran Kerajaan Allah
pada masa kini, sementara ada teks-teks
lain berbicara tentang pemenuhannya yang masih diharapkan di masa depan.
Ø Lukas
11:20 “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya
Kerajaan Allah sudah datang kepadamu” (bnd. Mat.12:28). Dalam teks itu Matius
memakai ungkapan “kuasa Roh Allah”, sedangkan Lukas memakai ungkapan “jari
Allah”. Yesus, menurut Lukas, meminjam istilah itu dari Kel.8:19; Ul.9:10; bnd.
Mzm. 8:4. Ungkapan “tangan Allah” atau “jari Allah” dalam pasal-pasal itu
menggambarkan kuasa Allah yang telah Allah wujudkan dengan membawa bangsa
Israel keluar dari Mesir ke Kanaan. Maka Yesus, menurut Lukas, mengutip
ungkapan itu untuk menegaskan bahwa kuasa Allah itu kini sedang berlaku juga
dalam pelayananNya. Berlakunya kuasa Allah itu nyata pada tindakan pembebasan
manusia dari kungkungan kuasa setan kepada suatu kehidupan yang berpengharapan.[6]
Ø Lukas
17:21b, “…Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu”. Teks ini
merupakan jawaban Yesus terhadap pertanyaan orang-orang Farisi apabila kerajaan
Allah itu telah datang. Lalu Yesus menjawab katanya: "Kerajaan Allah
datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia
ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di
antara kamu”. Kerajaan Allah entos humon
estin (ada diantara kamu), ada beberapa pendapat mengenai ini. Pertama, ada
yang berpendapat bahwa maksud Yesus adalah kerajaan Allah yang ada dihatimu.
Pendapat lain oleh Richard Hiers, bahwa maksud Yesus dengan ungkapan itu adalah
menunjuk ke masa depan, ketika kerajaan itu datang dengan kuasanya.[7]
Menurut Colin H. Roberts, bahwa maksud Yesus dengan ungkapan itu adalah
Kerajaan Allah ada didalam jangkauanmu. Selain itu menurut Kummel, bahwa maksud
Yesus adalah Kerajaan Allah hadir di dalam diri Yesus. Maka kehadiran Yesus
diantara orang Yahudi adalah kehadiran Kerajaan Allah diantara mereka.[8]
Bila dilihat dari sudut pandang Lukas, didalam diri Yesus kuasa Kerajaan Allah
itu sedang bekerja. Oleh sebab itu melalui pelayanan Yesus orang mengalami
aktivitas kuasa Kerajaan Allah itu. Sungguh pun demikian, pemenuhan itu masih
ada di depan.[9]
Dalam
Lukas 17:20-21 juga, pernyataan ini merupakan jawaban Yesus atas pertanyaan
mengenai Kerajaan itu, kerena itu harus dipandang sebagai petunjuk khusus
tentang sifat kekinian Kerajaan, yang diperhadapkan dengan penekanan yang lazim
atas Kerajaan pada masa depan. Pernyataan ini juga mengungkapkan sifat Kerajaan
yang non-politis. Apa yang Yesus katakana berarti, Kerajaan bukanlah sesuatu
yang dapat kelihatan atau ditunjuk (“Orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia
ada di sini atau ia ada disana”).[10]
Ø Lukas
16:16, “Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai kepada zaman Yohanes;
dan sejak waktu itu Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang menggagahinya
berebut memasukinya.” Yang hendak ditekankan disini adalah bahwa dengan rumusan
teks itu Lukas menempatkan Yohanes Pembaptis pada barisan para nabi di masa
lampau. Masa lampau itu diikuti oleh masa kini yakni masa dimana Kerajaan Allah
diberitakan. Pandangan ini sesuai dengan pembagian sejarah keselamatan menurut
Lukas. Ia membagi sejarah itu atas tiga masa yaitu masa lampau (zaman hukum
Taurat dan nabi-nabi), masa kini (masa Yesus sebagai pusat sejarah) dan masa
depan. Dengan demikian melalui teks ini Yesus, menurut Injil Lukas, hendak
menyatakan bahwa masa kini adalah masa pemberitaan Kerajaan itu, sehingga orang
berebut memasukinya. Kesimpulan ini secara tidak langsung menyatakan bahwa
Kerajaan Allah itu sedang hadir pada masa kini.[11]
Bila kita perhatikan teks Luk.11:20 bahwa Kerajaan
Allah telah hadir dalam pelayanan Yesus. Kehadiran itu terbukti dengan pengusiran
setan dengan kuasa Allah. Sementara Luk. 10:9 menyatakan bahwa Kerajaan Allah
sudah dekat kepada mereka yang mendengar pemberitaan murid-murid itu, dan
mereka dapat mengalami kuasa kerajaan itu apabila mereka menyambut kerajaan
itu.[12]
Dari pembahasan mengenai Kerajaan Allah, kita dapat
ambil kesimpulan bahwa Yesus, menurut Lukas, sangat menekankan kehadiran
Kerajaan Allah pada masa kini. Kehadirannya telah nyata dalam pelayananNya di
tengah masyarakat Yahudi. Orang dibebaskan dari kuasa setan. Sungguh pun
demikian, Yesus menurut Lukas, tidak mengabaikan kedatangan Kerajaan Allah atau
lebih tepat pemenuhan kerajaan itu dimasa depan. Pemenuhan Kerajaan Allah dalam
kemegahan dan kemuliaan masih dinantikan di masa depan.[13]
1.3.Makna
Kerajaan Allah Menurutu Injil Lukas (Futuris)
Mengenai
Kerajaan Allah yang akan datang Lukas mempertahankan untuk memelihara
pengharapan Jemaat. Menurut Lukas, Yesus akan datang dalam KerajaanNya, namun
kedatanganNya itu tidak diketahui orang maka jemaat dinasehati agar dengan
sabar berjaga-jaga dan tetap bertahan menantikan Dia (Luk. 21:19). Dalam
Mat.3:2, gagasan tentang Kerajaan Allah muncul dalam pemberitaan Yohanes
Pembaptis. “Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!”. Sedangkan teks
Lukas berbunyi: “…bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan
mengampuni dosamu…” (Luk.3:3). Dari teks ini Lukas menghindari kata Kerajaan
Surga. Lukas hendak menekankan pertobatan sebagai tindakan perubahan sikap
dalam menyambut baptisan.
Dalam
Lukas 10:9, Yesus mengutus tujuh puluh murid, tidak hanya menyembuhkan orang
sakit tetapi juga memberitakan bahwa “Kerajaan Allah sudah dekat padamu” (eph humas he Basileia tou Theou). Ungkapan yang sama, Yesus ulangi sekali lagi
pada ayat 11. Menurut Nolland dan Danker, Lukas menyisipkan itu untuk
menegaskan adanya suatu realitas masa depan eskatologis yang sekarang telah
membelah masuk ke dalam dunia dalam kedatangan Yesus. Melalui kehadiranNya,
Kerajaan Allah hadir diantara umat manusia namun pemenuhannya masih dinantikan
dimasa depan. [14]
Kerajaan
Allah ini masih akan datang dalam arti bahwa pemerintahan Allah ini belum
sepenuhnya menjadi kenyataan di dunia ini. Maka murid Yesus harus berperilaku
“seperti” mereka sudah menjadi anggota Kerajaan Allah. Ketaatan mutlak dalam
keadaan manusia. [15]
Unsur-unsur utama kedatangan Kerajaan Allah sudah dimulai dalam kehidupan Yesus
dan kematianNya, yang dibenarkan oleh kebangkitanNya.[16]
Hidup,
kematian dan kebangkitan Yesus Kristus memulai penggenapan zaman Mesias, dan
dalam Lukas Kerajaan Allah tetap merupakan pokok pengharapan (Luk. 20:35). Jadi
peristiwa kedatangan itu akan digenapi secara tuntas pada saat Ia datang kelak
dalam kemuliaan.[17]
Penegasan
mengenai kedatangan itu digambarkan dalam perumpamaan tentang hamba yang
menantikan kedatangan kembali tuannya. Karena kedatangan kembali laksana
pencuri maka hamba itu dinasehati agar berjaga-jaga (Luk.12:38-40, 42-46).
Demikianlah kedatangan Kerajaan Allah melalui Anak Manusia itu. KedatanganNya
tidak diketahui oleh seorangpun maka jemaat dinasehati agar berjaga-jaga dan
memiliki hati yang bijak untuk menilai tanda-tanda zaman ini (Luk.12:54-59).
Penegasan
tentang kedatangan kembali itu disampaikan lagi dalam Luk. 21:31-32, “jika kamu
melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat”. Aku
bekata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya
terjadi”. Perkataan: “hal-hal ini terjadi” merupakan kesimpulan dari
perumpamaan tentang pohon ara (ay.29,30) itu dan sekaligus menunjuk kepada
tanda-tanda yang disebut dalam ayat 11,25 yakni: gempa bumi, penyakit sampar,
kelaparan dan tanda-tanda yang dahsyat di langit, tanda-tanda pada matahari,
bulan dan bintang-bintang, bangsa-bangsa takut dan bingung menghadapi deru
gelombang laut. Yesus, menurut Lukas, memakai metode pendekatan terhadap
perumpamaan pohon ara ini dan mengatakan, apabila kamu melihat tanda-tanda ini
terjadi maka ketahuilah bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Sedekat datangnya
musim panas apabila kamu melihat pohon-pohon itu sudah bertunas (ay.30).[18]
II.
Refleksi
Kita
ketahui bahwa Kerajaan Allah bukan berbicara suatu wilayah dengan
batas-batasnya yang jelas, melainkan menggambarkan kedaulatan dan pemerintahan
Allah yang berlaku secara penuh dalam sejarah manusia.
Melalui
pemaparan diatas kita dapat merefleksikan bagi kehidupan kita bahwa keselamatan
sudah diberikan Yesus kepada kita terlihat dalam hidup, kematian dan
kebangkitanNya. Keselamatan yang sudah kita terima harus dijaga, dan kita harus
memiliki pengaharapan kepada Yesus melalui kedatanganNya kedua kali dalam
Kerajaan Allah. Pengharapan akan kedatangan KerajaanNya harus ditunjukkan
dengan ketaatan kita kepadaNya. Seperti pemaparan diatas kita diajak untuk
“berjaga-jaga”, sebab kita tahu bahwa pasti akan datang KerajaanNya walaupun
kita tidak dapat memastikan kapan kedatangan Kerajaan itu.
Selain
itu kita juga diajak untuk melaksanakan pertobatan yang sebenar-benarnya
sehingga kita dapat menjadi bagian dalam pemenuhan Kerajaan Allah yang akan
datang. Kita menjadi pelaksana firmanNya bukan hanya pendengar firmanNya, sebab
dalam Injil Lukas mengenai aksi adalah bagian penting dalam menyambut Kerajaan
Allah.
III.
Kesimpulan
Pada
Injil Lukas, bahwa yang menjadi penekanan mengenai Kerajaan Allah dapat kita
lihat didalam diri Yesus. Melalui pelayanan dan pengajaranNya kita dapat
mengetahui hal-hal mengenai Kerajaan Allah seperti yang sudah dipaparkan
diatas. Makna Kerajaan Allah menurut Lukas ada yang presentis (dalam diri
Yesus) yaitu keselamatan dan futuris yakni: pengharapan, pertobatan, ketaatan,
kedatangan Yesus kembali.
IV.
Daftar
Pustaka
Allo,
Paula (Ed.), Extreme Journey (New
Testament), Jakarta: Immanuel, 2006
Browning,
W.R.F., Kamus Alkitab, Jakarta:
BPK-GM, 2010
Dodd,
C.H., The Parable of The Kingdom, London:
SCM Press, 1961
Douglas,
J., Ensiklopedi Alkitab Masa Kini A-L, Jakarta:
YKBK-OMF, 2007
Fitzmyer
Joseph A.,The Gospel According to Luke, New
York:Doubleday&Co,1985
Guthrie,
Donald (Ed.), Tafsiran Alkitab Masa Kini
3 “Matius-Wahyu”, Jakarta: YKBK/OMF, 1986
Guthrie,
Donald, Teologi Perjanjian Baru 2
(Keselamatan dan Hidup Baru), Jakarta: BPK-GM, 1992
Hakh,
Samuel B., Pemberitaan Tentang Yesus
menurut Injil-injil Sinoptik, Bandung: Jurnal Info Media, 2007
Hiers,
Richard H., The Kingdom of God in the
Synoptic Tradition, Florida: The Storter Printing Co, 1970
Kummel,
W.G., Promise and Fulfilment, London:
SCM Press LTD, 1956
Marshall,
I. Howard, Luke-Historian &
Theologian, Great Britain: Paternoster Press,1997
[1] Paula Allo (Ed.), Extreme Journey (New Testament), (Jakarta:
Immanuel, 2006), 43
[2] Donald Guthrie (Ed.), Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 “Matius-Wahyu”,
(Jakarta: YKBK/OMF, 1986), 192-193
[3] I. Howard Marshall, Luke-Historian & Theologian, (Great
Britain: Paternoster Press,1997), 129
[4] C.H. Dodd, The Parable of The Kingdom, (London: SCM Press, 1961), 38
[5] I. Howard Marshall, Op.cit, hlm. 129
[6] Samuel B. Hakh, Pemberitaan Tentang Yesus menurut
Injil-injil Sinoptik, (Bandung: Jurnal Info Media, 2007), 54
[7] Richard H. Hiers, The Kingdom of God in the Synoptic
Tradition, (Florida: The Storter Printing Co, 1970), 22
[8] W.G. Kummel, Promise and Fulfilment,( London: SCM Press LTD, 1956), 55
[9] Samuel B. Hakh, Op.cit, 55
[10] Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 2 (Keselamatan dan
Hidup Baru), (Jakarta: BPK-GM, 1992), 27
[11] I. Howard Marshall, Op.cit, 130-131
[12] Ibid, 133
[13] Samuel B. Hakh, Op.cit, 57
[14] Ibid, 236
[15] W.R.F. Browning, Kamus Alkitab,( Jakarta: BPK-GM, 2010), 195
[16] Ibid, 306
[17] J. Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini A-L,( Jakarta: YKBK-OMF, 2007), 286
[18] Joseph A. Fitzmyer,The Gospel According to Luke,( New York:Doubleday&Co),1353
Tidak ada komentar:
Posting Komentar