SAKSI YAHOVA
(Pandangannya Terhadap Teologi Anugerah,
Baptisan, dan Perjamuan Kudus)
I.
PENDAHULUAN
Permasalahan mengenai Teologia Anugerah, Baptisan dan Perjamuan Kudus
merupakan topik yang cukup hangat dibicarakan dalam kehidupan gereja. Perbedaan
pandangan masalah ini menyebabkan lahirnya berbagai aliran dalam sejarah
gereja. Memang permasalahan tentang teologia Anugerah telah selesai dibahas di
dalam Sinode Kartago pada tahun 411 dan juga daam sinode Orange
pada tahun 529. Namun, pada perkembangannya, permasalahan ini tetap tidak
selesai. Hasil sinode Orange melahirkan tiga
pandangan menenai masalah jalan keselamatan, yaitu; Teologia Agustinisme,
Teologia Jalan Modern dan Teologia Jalan Lama. Kemudian masalah baptisan
difokuskan pada fungsi dan makna baptisan itu serta tekhnis pelaksanaanya.
Masalah Perjamuan Kudus difokuskan kepada bagaimana cara Kristus hadir dalam
perjamuan tersebut, apa manfaat perjamuan kudus dan bagaimana cara kerja
Perjamuan Kudus itu.
Pada tugas penelitian lapangan ini, peneliti akan mencoba menggali
bagaimana sebenarnya pandangan Saksi Yehuwa terhadap permasalahan yang sudah
kami angkatkan diatas. Dan untuk mencapai itu maka peneliti akan melakukan
kunjungan dan sekaligus melakukan waawancara dengan pihak yang terkait.
II.
PEMBAHASAN
Sekilas Sejarah
Saksi Yahova
Gerakan Saksi Yahuwa muncul ketika terjadi kemelut dan kekosongan rohani
di Amerika Serikat sebagai akibat dari mewabahnya Rasionalisme dan
Materialisme. Konsep Rasionalisme dan Materialisme ini muncul sebagai akibat
dari datangnya era industri sejak abad ke-18. Gerakan ini dibentuk oleh seorang
tokoh yang bernama Charles Tase Russel
(1852-1916). Ia lahir pada tanggal 16 Februari 1852 di Allegheny dekat
Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat. Ia adalah anak dari pasangan kaya
raya yang bernama Joseph L. Russel
dan Anna Eliza. Pada awalnya ia
adalah anggota gereja Presbyterian. Namun pada usia 17 tahun ia keluar dari
gereja tesebut karena ia tidak mempercayai bahwa Yesus adalah Anak Allah dan ia
juga menolak keberadaan neraka.
Ia kemudian masuk gereja Seventh
Day Adventist sehingga ia dipengaruhi oleh aliran ini mengenai masalah
perhitungan tentang kedatangan Yesus yang kedua kali. Pada tahun 1870 sewaktu
masih menjadi anggota gereja ini, ia memperoleh wahyu untuk mengungkapkan
rahasia-rahasia Alkitab. Ia adalah seorang yang gemar mendalami teologia dan
pada tahun 1872 ia membentuk kelompok pemahaman Alkitab yang selalu berhimpun
untuk mempelajari kitab suci mengenai Kerajaan Yehuwa dan kedatangan Kristus
yang kedua kali.
Pada tahun 1874 ia menerbitkan risalah tentang “Maksud Dan Sifat Kedatangan Tuhan Yesus Kedua Kali”, dan pada
tahun 1877 ia menerbitkan selebaran dengan judul “Tiga Alam” atau “Rencana
Pelepasan Dari Dosa”. Di dalam risalah ini ia menceritakan kehadiran Kristus di
bumi secara rahasia sejak tahun 1874, dan tentang masa peralihan yang
berlangsung selama 40 tahun yang akan berakhir pada tahun 1914 dan akan disusul
dengan datangnya kerajaan seribu tahun.[1]
Pada tahun 1879 ia memisahkan diri dari gereja Advent dan mendirikan Watch Tower Bible and Tract Society. Ia
juga menerbitkan majalah yang berjudul “Zion’s Watch
Tower and Herald of
Christ’s Presence”. Kedua majalah ini berisi ajaran tentang penafsiran
Alkitab. Pada tahun 1909 ia memindahkan pusat perkumpulan ini dari Pittsburg ke
Brooklyn, New York dan juga dibentuk International Bible Students Association
di Canada dan di Inggris. Ajaran Russell sangat dipengaruhi oleh Adventist dan
juga ajaran Christadelphia yang sudah lebih dahulu berdiri di Amerika Serikat
pada tahun 1838. hal ini dapat dilihat dari Alkitab terjemahan Christadelphia
yang sering dipakai oleh Russel dan Saksi Yehuwa yang lain. Gerakan
Christadelphia didirikan oleh John
Thomas yang lahir di London
pada tahun 1805. Pada tahun 1832 ia bermigrasi ke Amerika Serikat. Adapun
beberapa ajaran Christadelphia yang dianut Saksi Yehuwa antara lain: tidak
mengaku Tritunggal, Yesus dipercaya bukan sebagai Anak tetapi sebagai
manifestasi roh Allah yang ada di dalam diri manusia, Kristus baru ada setelah
Yesus lahir dan Yesus tidak dipercaya sebagai Tuhan. Roh Kudus hanya dipercaya
sebagai perseonifikasi dosa kedagingan. Kematian Yesus hanya merupakan ekspresi
kasih Allah yang perlu dalam penebusan dosa tetapi Yesus tidak dapat menebus
dosa manusia.
Setelah Russel meninggal, jabatan
sebagai presiden Saksi Yehuwa dipegang oleh seorang ahli hukum yang bernama Joseph Franklin Rutheford (1869-1942).[2] Ia
semula adalah anggota gereja Baptis yang tidak puas dan keluar setelah ia
mempelajari buku-buku Russel pada tahun 1894. pada tahun 1906 ia masuk aliran
ini. dibawah kepemimpinannya dibentuk pemerintahan teokrasi dimana ia
memerinntah sebagai diktator dan ia juga meninggalkan sistem pemerintahan yang
demokratis. Ia menyebut organisasi ini dengan nama “Persekutuan Dunia Baru”
atau “New World Society”. Pada masa pemerintahannya anggota Saksi Yehuwa
menunjukkan militansi yang luar biasa. Pada masa Perang Dunia I, ia mengajarkan
agar pengikutnya menolak memberi hormat kepada bendera dan wajib militer. Oleh
karena itu, ia ditangkap pada tahun 1918 dan pada tahun 1919 ia dikeluarkan
kembali. Ia menyatakan bahwa pemerintah-pemerintah dunia maupun organisasi
gereja adalah alat iblis. Ia banyak menulis buku. Salah satunya adalah “Awake”
(sadarlah). Sama Saksi Yehuwa diresmikan pemakaiannya ketika dilangsungkan
pertemuan besar gerakan ini pada tahun 1931 di Columbus, Ohio.
Ia digantikan oleh Nathan Homer Knorr (1905-1977). Knorr
dilahirkan di Pennsylivania dari pasangan Donel Ellsworh dan Estella Bloss pada
tanggal 23 Apri 1905. pada tahun 1932 ia diangkat sebagai general manager di
kantor penerbitan Watch Tower Society. Tahun 1940 ia diangkat sebagai wakil
presiden dan setelah kematian Rutherford ia
diangkat sebagai presiden ke tiga. Ia mendirikan pusat latihan Alkitab di
Brooklyn pada tahun 1943 dengan nama “Gilead
School Of The Bible”. Pada masa pemerintahannyalah mulai dirintis pelayanan
keluar negeri. Pada masa Knorr, Saksi Yehuwa mengalami perkembangan pesat dan
masa keemasan sebab bila sebelumnya mereka hanya melakukan usaha penyebaran
melalui radio, piringan hitam dan bahan literature, maka dibawah Knorr mereka mulai
melakukan penyebaran dengan cara indoktrinisasi melalui dialog langsung.
Pada masa ini dimunculkan suatu
ajaran baru yaitu larangan untuk melakukan transfusi darah. Ia juga menerbitkan
Alkitab Perjanjian Baru sendiri yang disebut dengan “The New World Translation
Of holy Scripture” pada tahun 1950 dan sepuluh tahun kemudian terjemahan
Perjanjian Lama. Pengganti Knorr adalah Frederick W. Franz. Ia adalah anak dari
Frederick Edward Franz dengan Louse Kreuger yang lahir pada tanggal 12 September
1893 di Kentucky. Semboyan Franz yag terkenal adalah “My Hope is for Jehovah’s
Kongdom to come for blessing of all mankind” (harapanku adalah kerajaan Yehuwa
datang untuk menjadi berkat bagi seluruh umat manusia).
Pandangan
Saksi Yahova Mengenai Teologia Anugerah
Menurut pandangan mereka ada banyak sekali Allah. Namun, hanya ada satu
Allah yang benar yaitu Allah yang bernama Yehuwa (Yes. 48:17-18; Mzm. 83:9).
Oleh karena itu, mereka berusaha menerbitkan terjemahan Alkitab dunia baru
sebab dalam Alkitab terjemahan LAI tidak ada lagi ditemukan nama Yehuwa dan
nama itu telah diganti dengan sebutan TUHAN. Selain itu penerbitan ini juga
bertujuan agar Alkitab lebih mudah untuk dimengerti. Allah Yehuwa pada dasarnya
tidak mengetahui bahwa manusia akan memakan buah yang dilarang itu. Dosa itu
sendiri berasal dari hati manusia. Hal ini sejalan dengan penyebab lahirnya
setan. Yehuwa sebenarnya tidak menciptakan setan. Setan adalah malaikat Allah
yang ingin menjadi sama dengan Allah. Setan itu pada akhirnya mempengaruhi malaikat
yang lain sehingga sepertiga dari malaikat Allah menjadi pengikutnya. Secara
harafiah dosa itu dapat diartikan sebagai pelanggaran terhadap hukum Allah.
Hukum Allah itu adalah aturan yang harus ditaati oleh manusia. Maka pelanggaran
akan hukum Allah itulah yang dikenal dengan dosa sesungguhnya. Selain itu, dosa
juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang tidak mengenai sasaran. Allah telah
menetapkan hukum tetapi manusia gagal memenuhi sasaran hukum itu. Dosa juga
dapat diartikan sebagai ketidakadilbenaran, pikiran yang tidak bersih dan
adanya motif untuk mementingkan diri sendiri. Apakah yang dimaksud dengan hukum
itu? Hukum adalah kebenaran dan kebenaran itu adalah segala sesuatu yang
tertulis dalam Alkitab mulai dari Kejadian sampai Wahyu.
Saksi Yehuwa sangat menghargai penebusan Yesus di kayu salib. Tidak ada
keselamatan tanpa kematian Yesus. Yesus telah turun ke bumi untuk menjadi
penebus sehingga ada kehidupan yang kekal. Yesus adalah pekerja yang ahli, Ia
adalah putra sulung, penebus dosa sekaligus teladan. Oleh karena itu mereka
melakukan tugas pelayanan penginjilan karena itu adalah perintah yang wajib
untuk dilakukan. Doa-doa juga harus disampaikan melalui Yesus. Untuk
mendapatkan keselamatan itu Saksi Yehuwa harus rajin menginjili dan juga rajin
berhimpun. Kedua hal ini sangat membantu kita untuk memperoleh keselamatan.
Tugas penginjilan yang dilakukan adalah untuk membantu orang lain mendapat
keselamatannya. Yesus tidak sama dengan Allah. Ia hanya gambaran Allah yang
diciptakan. Yesus adalah ciptaan sehingga ia sama dengan Adam. Ada beberapa alasan sehingga Saksi Yehuwa
megangkat Yesus sebagai Juru selamat, yaitu:
- Dia adalah ciptaan yang sulung. Ia mempunyai awal dan ia hidup bergaul dengan Allah. Dalam pergaulan ini pastilah Yehuwa mengenal siapa Yesus itu sebenarnya dan Yehuwa melihat Yesus mampu untuk memiliki kuasa itu.
- Pada waktu penciptaan Yehuwa bersama dengan Yesus. Sehingga kuasa yang dimiliki oleh Yesus merupakan pemberian dari Allah Yehuwa. Ia memperoleh hak istimewa itu karena Yehuwa sudah lebih dahulu mengenal diriNya.
Pandangan
Saksi Yahova Mengenai Baptisan
Saksi Yehuwa tidak mengenal istilah sakramen. Adapun alasannya adalah
agar setiap anggota saksi mengetahui apa yang sedang mereka lakukan sebab tidak
tertutup kemungkinan ada anggota saksi yang berpendidikan rendah dan tidak
mengenal istilah itu. Saksi Yehuwa dibaptiskan setelah mereka memiliki
pengetahuan. Jadi dapat disimpulkan bahwa iman atau pengetahuan membimbing
kepada baptisan. Bagi mereka bapttisan itu bukanlah perintah dari Allah Yehuwa
tetapi merupakan suatu pola kegiatan yang mengikuti teladan Yesus sebagai lambang
pembaktian diri, perjanjian dan bakti kepada Yehuwa. Baptisan yang dilakukan
bukan dengan percikan tetapi dengan diselamkan dan seluruh tubuh diselamkan di
dalam air dibiarkan sebentar dan kemudian diangkat. Dibenamkan berarti
meninggalkan sifat yang lama ataau kehidupan yang lama. Diangkat berarti
beranjak kedalam kehidupan yang baru. Baptisan tidak berlaku kepada bayi karena
bayi belum mampu untuk melakukan pengakuan. Adapun tempat yang Saksi Yehuwa
dipilih untuk melakukan kegiatan pembaptisan adalah kolam renang atau bak air,
dimana seluruh badan ditenggelamkan. Ada
beberapa syarat bagi orang yang ingin mengikuti perjamuan yaitu;
- Memiliki pengetahuan
- Memiliki tingkah laku yang baik
- Memiliki peranan dalam memperoleh keselamatan
- Mampu dan memiliki kemajuan rohani
- Sudah melakukan kegiatan penginjilan
Bagi orang-orang idiot atau cacat mental, ada pengecualian dari Yehuwa.
Artinya, tidak ada jaminan bahwa orang-orang tersebut tidak memperoleh
keselamatan. Hal itu merupakan rencana dan anugerah dari Yehuwa. Siapakah yang
berhak untuk membaptis? Yang berhak untuk membaptis adalah petugas-petugas
khusus. Mereka adalah para penatua dan para perintis. Mereka dikoordinir oleh
pimpinan pusat untuk menyatakan apakah mereka layak untuk melakukan pelayanan
itu atau tidak. Informasi ini diperoleh melalui sidang-sidang saksi.
Pandangan
Saksi Yahova Mengenai Perjamuan Kudus
Ada
beberapa dasar Alkitabiah pelaksanaan perjamuan kudus yaitu:
- Yesus sebelum disalibkan, Ia mengadakan kegatan tersebut.
- Yesus tidak memberikan tubuh dan darahNya tetapi ia hanya memberikan roti dan annggur sebagai lambang. Oleh karena itu Saksi Yehuwa menganggap bahwa roti dan anggur itu juga hanya sebagai lambang dan hanya dilakukan sekali dalam setahun.
c.
Tidak semua orang berhak makan roti dan minum anggur
tersebut. Hanya beberapa orang saja yang bisa makan roti dan minum anggur.
Peserta yang lain hanya melihat lambang atau gambar roti dan anggur tersebut. Adapun
syarat-syarat agar seseorang bisa makan roti dan minum anggur adalah:
1.
Memiliki panggilan sorgawi
2.
Memiliki pengharapan akan hidup di sorga
3.
Merupakan golongan kaum yang terurap
4.
Merupakan hamba yang budiman
Ketentuan ini dibuat sebab
pelaksanaan perjamuan kudus berhubungan dengan kerajaan Yehuwa. Kerajaan ini
merupakan kerajaan yang diberikan kepada orang-orang yang haus di bumi.
Kerajaan Allah itu bukanlah suatu perasaan tetapi ia sungguh-sungguh nyata
(Mat. 24:14; Dan 2:44). Yehuwa adalah raja kerajaan tersebut dan 144.000 orang
terpilih adalah kabinetNya dan seluruh saksi-saksi Yehuwa adalah warga kerajaan
itu.
Adapun tujuan dan manfaat perjamuan
kudus itu adalah:
1.
Peringatan akan kematian Yesus
2.
Sebagai korban tebusan dimana melalui kegiatan ini
kedudukan manusia sebelum jatuh ke dalam
dosa diperbaiki.
3.
Mengembalikan manusia ke Taman Eden yaitu suatu taman
yang ada dibumi sebagai perwujudan dari langit dan bumi yang baru.
Langit yang dimaksud adalah tempat
pemerintahan Yehuwa sedangkan bumi adalah gambaran manusia atau masyarakat.
Perjamuan kudus ditetapkan pada tanggal 14 Nisan tiap tahunnya. Jadi bukan
tetap pada hari jumat. Di dalam pelaksanaan perjamuan itu yang ditekankan
adalah hikmat perayaan itu bukan firman. Oleh karena itu, firman yang
disampaikan harus berfokus pada malam sebelum kematian Yesus.
III.
KESIMPULAN
Dari pemaparan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa menurut Saksi Yehuwa
keselamtan itu merupakan anugerah penebusan dari kematian Yesus Kristus. Namun,
keselamatnan itu dapat disempurnakan dengan melakukan tugas wajib yaitu
penginjilan dan menghadiri perhimpunan-perhimpunan Saksi Yehuwa. Baptisan itu
merupakan lambang pebaktian, penginjilan dan bakti kepada Allah Yehuwa.
Pengetahuan atau iman merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan baptisan.
Pelaksanaannya dengan metode selam di tempat-tempat tertentu. Kegiatan ini
dilayani oleh petugas-petugas khusus. Perjamuan kudus itu merupakan peringatan
atau memorial terhadap apa yang sudah dilakuakan dan diperintahkan oleh Yesus.
Roti dan anggur hanya dapat dimakan dan diminum oleh orang-orang tertentu saja
sebab kegiatan ini sangat berhubungan dengan kerajaan Yehuwa. Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi
seseorang untuk makan roti dan minum anggur. Dalam pelaksanaannya firman
digunakan untuk melengkapi hikmat perayaan ini sebab yang paling diutamakan
adalah hikmat perayaan perjamuan kudus ini. Kegiatan ini hanya dilakukan sekali
dalam setahun tepatnya tanggal 14 Nisan setiap tahun.
IV.
DAFTAR
PUSTAKA
Aritonang, Jan S., Berbagai
Aliran Di Dalam dan Disekitar Gereja, Jakarta:
BPK-GM, 1996
Herlianto, Saksi Yehuwa, Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar